Daily Archives: Desember 7th, 2011

Ketika Harapan Mulai Luntur

Setiap orang memiliki keinginan, baik keinginan yang terucapkan maupun yang hanya disimpan di dalam hati mereka. Banyak cara yang dilakukan orang ketika keinginan ataupun harapan tidak juga terwujud. Dan masing-masing orang memiliki cara yang berbeda dalam menanggapinya.

Ada sebuah film yang membuat saya teringat akan pentingnya sebuah harapan. Judul filmnya adalah ShawShank’s Redemption, diangkat dari kisah yang nyata. Tak puas saya menonton hanya satu kali, jadi saya sudah menonton film itu sebanyak empat kali. Kisah di film itu menceritakan tentang beberapa orang yang kebetulan tidak bersalah dan kemudian masuk ke dalam penjara yang sangat ketat, kejam & disiplin. Tak hanya setahun dua taun di penjara tetapi kebanyakan yang masuk ke penjara itu baru dilepas setelah puluhan tahun berada disitu. Tak banyak orang-orang terpenjara yang berani berharap. Ada seorang kaket tua yang sudah berada di penjara sekitar 50 tahun. Dan apa yang terjadi ketika dia sudah dibebaskan keluar dari penjara. Tak lama kemudian dia bunuh diri.

Ada satu orang yang berbeda dari yang lainnya, namanya Andy. Di saat yang lain tidak memiliki harapan, Andy punya banyak mimpi dan harapan. Dia berharap bisa keluar dari penjara, menemukan pulau impiannya dan dia akan tinggal berkarya disitu. Setelah 20 tahun dipenjara Andy akhirnya bisa bebas dengan cara menjebol halus tembok penjara tanpa diketahui petugas. Akhir kisahnya dia berhasil tinggal & berkarya di pulau impiannya. Setelah kepergian Andy dari penjara, teman dekatnya juga mendapatkan kejutan dari petugas penjara untuk bebas. Tetapi orang itu hanya memiliki sedikit harapan ketika berada di dunia yang bebas. Harapan yang tersisa hanyalah sebuah janji yang ia katakan pada Andy untuk menyusulnya saat dia sudah keluar dari penjara. Satu-satunya harapan yang dia miliki untuk tetap meneruskan hidupnya. Harapan itu akhirnya terwujud, dia berhasil menemukan Andy di pulau impian Andy.

Salah satu sumber dari kebahagiaan adalah harapan. Harapan bisa ditimbulkan dari orang-orang terdekat atau dari apapun juga. Harapan sedikit berbeda dengan keinginan. Keinginan biasanya hanyalah sesuatu yang bukan prioritas. Artinya kalaupun tidak terwujud tidak terlalu menjadi beban. Tetapi harapan adalah bagian yang penting dari hidup.

Faktor yang paling menentukan harapan seseorang yaitu kondisi atau keadaan dirinya saat ini. Baik itu berkaitan dengan kesehatan, keuangan, keluarga, teman, dan lain sebagainya. Sejauh ini orang-orang yang sukses tak lain adalah orang-orang yang memiliki harapan. Orang yang memiliki harapan lebih cenderung optimistis dan tidak mudah menyerah.

Jika harapan mulai luntur? Segera bangkit dan milikilah harapan yang pisitif.

Proses Cleaning, Scrubbing, Transformation dalam Data Warehouse

Mengapa diperlukan proses-proses tersebut?

Pada kenyataanya data yang didapatkan untuk diolah tidak semuanya bersih, rapi dan sejenis. Faktor human error dan kesalahan teknis seringkali menjadi sebab beragamnya data yang dimiliki, yang seharusnya bisa sejenis.

Interface yang buruk akan menyebabkan data yang diinputkan juga buruk. Misalnya saja untuk memasukkan data jenis kelamin. Apabila interface yang dibuat menggunakan textbox, maka akan terjadi perbedaan persepsi input. Ada user yang menginputkan jenis kelamin ‘laki – laki’, ada pula yang menginputkannya dengan ‘Pria’. Hal-hal seperti itu yang akan mengganggu dalam pengolahan data untuk pengambilan keputusan yang straegis.

Kesalahan user dalam penginputan data bisa berupa kesalahan dalam penulisan nama, alamat, jenis kelamin, dan kolom-kolom lainnya. Itulah yang menyebabkan perlunya proses pembersihan data, yaitu cleaning, scrubbing dan transformation.

Kita lihat contohnya sebagai berikut :

NIM Nama Alamat Kota Propinsi Jenis Kelamin
11111 Tata Setyana Jalan mawar 20 Bandung Jawa Barat
11112 Ndaru Seto Jalan melati 12 Sleman Yogyakarta L
11113 Susilo Bambang Jalan mangga 10 Purwokerto Jawa Tengah L
11114 Lia Nataly P
11115 Agus Deris Jalan durian 39 Wonosari Yogyakarta
11116 Dede Seris L

Tabel diatas berisi sepenggal biodata mahasiswa di perguruan tinggi ‘X’. Sekilas data tersebut baik-baik saja. Tetapi setelah dicermati ada beberapa kolom yang kosong. Kolom – kolom yang kosong itu tentu saja akan mempengaruhi hasil olahan dalam pengambilan keputusan. Kita tidak bisa menghitung jumlah mahasiswa pria dan wanita dengan tepat karena ada kolom jenis kelamin yang kosong.

Proses Cleaning

Membersihkan data yang kotor. Pembersihan data ini dengan cara mengisi data-data yang kosong/hilang, menghaluskan noisy data,  mengenali atau menghilangkan outlier dan memecahkan ketidak konsistenan data.

Bagaimana membersihkan data yang kotor?

  • Mengisi nilai-nilai yang hilang secara otomatis
    • Menggunakan kostanta global, misalnya “unknown”,  “null” atau suatu kelas baru. Namun ini tdak begitu disarankan Karena penggunaan konstanta tersebut adalah buruk.
    • Menggunakan rata-rata atrbut. Ini dapat dilakukan bila data adalah numeric dan dapa dibuat rata-ratanya.
    • Pengempisan data ke mean atau median.
    • Rata-rata atribut untuk seluruh sampel yang masuk ke dalam kelas yag sama. Ini merupaka metoda yang cerdas dan baik.

Integrasi Data

Integrasi banyak database , banyak kubus data atau banyak data.

Transformation

Dengan melakukan proses normalisasi dan agregasi.

  • Penghalusan data : menghilangkan noisy data
  • Agregasi : Ringkasan, konstruksi kubus data
  • Generalisasi : konsep hierarchy climbing
  • Normalisasi : diskalakan agar jatuh di dalam suatu range terkecil yang tertentu.

Konstruksi atribut/fitur :  atribut-atribut baru dibangun dengan atribut – atribut yang ada.

Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya sangat penting untuk mengatasi hambatan komunikasi yang seringkali terjadi. Adanya perbedaan suku bangsa, budaya, adat istiadat, agama, dll sering mengakibatkan komunikasi yang gagal diantara manusia. Perkembangan zaman yang pesat dan mobilitas yang tinggi membuat komunikasi antar budaya sangatlah penting.

Dari asal katanya sendiri, kata “budaya” berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata  buddhi, yang berarti “budi” atau “kaal”. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai “ hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal”. Istilah  culture, yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata “colere” yang artinya adalah “mengolah atau mengerjakan”, yaitu dimaksudkan kepada keahlian mengolah dan mengerjakan tanah atau bertani. Kata  colere yang kemudian berubah menjadi  ulture diartikan sebagai “segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam” (Soekanto, 1996:188).

Komunikasi sendiri merupakan suatu mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Komunikasi bisa disampaikan dalam bentuk verbal maupun non verbal.

Beberapa karakteristik kebudayaan menurut Ruben (1984 : 302-312) yaitu kebudayaan adalah kompleks dan banyak segi, kebudayaan tidak dapat dilihat dan berubah sejalan dengan waktu. Artinya kebudayaan itu tidak hanya terbentuk dari satu segi tetapi dari banyak segi. Dan semakin kedepan, kebudayaan di masing-masing daerah akan semakin berkembang.

Komunikasi dan kebudayaan memiliki hubungan timbal balik dan tak terpisahkan. Suatu kebiasaan seseorang atau sekelompok orang akan mempengaruhi cara berkomunikasi. Sebagai contoh di negara Indonesia sendiri banyak sekali cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Baik bahasa yang berbeda, intonasi yang berbeda, dan lain sebagainya.

Seringkali kesalahpahaman komunikasi antar budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal. Bisa mengakibatkan orang lain tersinggung, pertengkaran dan lebih parah lagi konflik antar budaya, suku, agama, ras, dll.

Komunikasi budaya memiliki banyak sekali hambatan. Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):

1. Fisik (Physical)

Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.

2. Budaya (Cultural)

Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.

3. Persepsi (Perceptual)

Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.

4. Motivasi (Motivational)

Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.

5. Pengalaman (Experiantial)

Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.

6. Emosi (Emotional)

Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.

7. Bahasa (Linguistic)

Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.

8. Nonverbal

Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.

9. Kompetisi (Competition)

Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.

 

Sumber : http://library.usu.ac.id/download/fisip/komunikasi-lusiana.pdf

sumber gambar : blogs.unpad.ac.id